Translate

Minggu, 06 Desember 2009

Sajak Suyadi San

DAMAI JUGA DIA


Aceh masih mendesah dalam nafasku. Ia hadir di seluruh pori-poriku। Siang malam aku menunggu। Akhirnya sampai juga dia di jalan itu.

Jalan berduri. Negeri persinggahan kaum nayaga itu lama bersimbah darah. Tergores dan terluka. Tari seudati tak seindah nyanyian pagi. Seulawah menyimpan berjuta kunang-kunang.

Kini, damai juga dia. Sejumput syukur melesat di binaran sanubariku. Anak-anak riang bermain. Bungong jeumpa mekar di sisi Cut Nyak. Menerpaku. Aromanya sampai ke seantero negeri. Mengangkasa ke swarga.

Damai juga dia. Jangan hentikan kami untuk melangkah. Sebab, Acehku lelah dilibas. Popor senjata dan tsunami.

Jangan hentikan keriangan kami. Jangan hentikan. Sebab didih ini telah luruh, berganti buhul yang tak bisa dilepaskan.

Kepadamu aku bersimpuh : kami telah lelah.

Medan, 28 Agustus 2005



sumber : Mimbar Umum, Minggu 28 Agustus 2005 rubrik Corong Mimbar Budaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar