Translate

Minggu, 06 Desember 2009

Puisi : Suyadi San

TABIR

Tum -

pah

ber -

serakan

Di atas lantai.

Karang Berombak, 300190-2001


DAhAGA


gelisahku pontang-panting

Di tengah gelombang

Kemunafikan

O, Tuhanku…..

Karang Berombak, 300190-2001

TERPEJAM

terbujur kaku di atas pembaringan

terbungkus selimut putih hangat

terhibur senandung lagu dan doa

seiring dengan perjalanan roh

dan meninggalkan raga

yang tetap terpejam

hingga bersatu dengan bumi-Mu,

ya Allah

Pulo Brayan, 250290-2001

POLUSI

Bau asap trotoar jalan beraspal

Beterbangan debu asap mana saja

Selalu kutemui kesenjangan-kesenjangan

yang mendasar-dasarkan haluan

Semua menyesakkan

Semua memuakkan

Semua menerasingkan

Sudahlah kerumuni saja lalat-lalat yang

tetap mencari-cari mangsa di kubangan

sana. Biarlah semua menjadi seteru alam

yang muram, sekalian menunggu datangnya

Sang akhir zaman yang merasa murka.

Daripada hidup ini seperti polusi.

P. Brayan, 260290-2001

NYANYIAN NYANYI

Terlonjak-lonjak

Menyingkirkan jidyng

Nyanyian asmah-Mu

Medan, 140390-2001

LUKA

Siapa sangka laut yang beriak itu

tak terdapat ujung pangkalnya

hingga garing pun tak pernah sampai

mendasar-dasarkan lubuk biku yang

tekerlap cahya mentari pagi

Jika hari kian temaram

melihat umat yang tak

pernah berhenti dari rasa rakus

dengan membangun tembok

raksasa

sementara kuman-kuman juga tak

berhenti mengais-ngais

di balik keramahan zaman

Sungguh tak kusangka

bila ternyata jadi begini

kehendak-Nya

(aku diam,

tak bergeming)

Medan, 1990-2006

SURAT

tersobek

moyak

misteri.

Medan, 23 September 1991

SAJAK KEPADA ANGIN

bisu

kaku

nol

Medan, 1991

Sumber : Waspada, Minggu 26 Agustus 2001 rubrik : Abrakadabra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar