Translate

Jumat, 04 Desember 2009

OASE Sajak-sajak Suyadi San

Minggu, 13 April 2008




KALI PASIR

di kali ini kutambat cinta rumah purba menuju singgasanamu, tardji balur kesumat rinduku pada puisi di antara guliran waktu dan rinai bocah-bocah kampungku

di kali ini ingatkan aku pada lagu-lagu purba tapak kaki yang pernah menanam nanah lalu merambat dan terdampar di pulau seberang, tanah deli

di kali ini kusulam lagi puisi
yang pernah hilang
karenamu, tardji

Jakarta, 19 Juli 2007

ATJEH

Di pertemuan Krueng Atjeh kutitip jiwaku
Inilah tanah rentjong yang pernah bersimbah
lebam dan kusam
Inilah tanahku, yang pernah tertinggal
tertanam dan buram
Di pertemuan Krueng Atjeh
tersemat puisi damai
untukmu

Bandaaceh, 15 Mei 2007

HORAS, BAH

Horas, bah!
BBM naik, hidup tambah Simanungkalit,
Pandapotan Manurung, banyak Sihotang
tak ada lagi Harahap,
keadaan semakin Ginting
kepala pusing sampai Sibutarbutar
rambut rontok nyaris Poltak
jumlah rakyat miskin sudah Pangaribuan
anak-anak menangis Marpaungpaung
otak sudah Sitompul
tapi kita masih saja diminta sabar Sitorus
'jangan putus Harahap,' katanya
mintalah Parlindungan
supaya Bonarbonar selamat

Medan, 2005

SANDYAKALA BUNDA DAN ANAK

Hari ini ibuku bermuram durja
manakala ku terdiam dihempas
Angin Selatan
Padahal bapakku tak terdiam
kala menyebut roda-roda mati
tempo hari, sementara di dangau
tak ada rindang berpaya-paya
mengaji alif-ba-ta,
anak-anakku tak jua bernyanyi.

Medan, 1996

RANTAK REWANG PETANG

Di persimpangan ini kita lihat benda-benda
peninggalan riwayat dulu
tempat pelesiran suatu malam ketika
rohku hampir melesap dari jiwa
sepasang mata merewang petang
ketika pagi tadi membentur tembok
kemudharatan masa lalu

Rantak rantak jiwa melayang
tinggalkan jasadku nan beku, kasih
lengangkah malam ini ketika
kubur semakin sepi
dan dekat di tepi
simpang jalan
ini

Medan, 1994

Suyadi San lahir di Medan 29 September 1970. Berkiprah di bidang teater dan sastra secara serius sejak duduk di bangku SPG Negeri 2 Medan. Sajak-sajaknya dipublikasikan di berbagai media massa dan terkumpul dalam sejumlah antologi puisi. Dia pernah menjadi Redaktur Budaya Harian Mimbar Umum, Medan. Kini staf teknis Balai Bahasa Medan sembari melatih dan mengajar sastra, teater, dan jurnalistik di Unimed, UISU, dan beberapa sekolah di Medan dan Deliserdang.

( )


sumber : Republikaonline.com











Tidak ada komentar:

Posting Komentar