Tidak
berapa lama lagi ada Pesta Danau Toba (PDT) di Parapat, Sumatera Utara. Inikah
ikon Sumatera Utara?
Konon, PDT
2011 akan dimeriahkan artis ibukota dan artis lokal, dan berbagai kegiatan
pendukung antara lain, seminar budaya, opera batak, tari massal, tari tunggal
panaluan, tortor sawan, parade kapal hias, festival gondang, tari daerah.
Lalu, eksebisi
olahraga solu bolon, jetski, rally wisata, paralayang, jelajah nusantara
(komunitas sepeda), lomba solu dakdanak pardua-dua (SD, SMP), solu marsada
sada-mardua dua marjalekat, margala, marhonong, panjat tebing, marching band,
catur.
Selain itu,
ada juga lomba fotografi Danau Toba, layang-layang, kuliner khas Batak, dan
perlombaan esai jurnalistik.
Orang mungkin
lupa, Danau Toba l;ahir karena ‘kutukan’. Ya, ‘kutukan’ seorang putri kerajaan
yang menjelma jadi ikan. Tak nyana, danau ‘kutukan’ itu merupakan magnet
keindahan alam Indonesia belahan Barat.
Diceritakan, hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia
hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari bekerja menggarap ladang dan mencari
ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi
kebutuhannya sehari-hari.
Suatu hari, petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat
tinggalnya, bermaksud mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan hanya
berbekal sebuah kail, umpan dan tempat ikan, ia pun langsung menuju ke sungai.
Sesampai di sungai, petani tersebut langsung melemparkan kailnya. Sambil
menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut berdoa,“Ya Alloh, semoga aku dapat
ikan banyak hari ini.”
Beberapa saat setelah berdoa, kail yang dilemparkannya tadi nampak
bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani tersebut sangat senang
sekali, karena ikan yang didapatkannya sangat besar dan cantik sekali.
Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya, petani
itu sangat terkejut. Ternyata ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara.
“Tolong aku jangan dimakan Pak!! Biarkan aku hidup,” teriak ikan itu. Tanpa
banyak tanya, ikan tangkapannya itu langsung dikembalikan ke dalam air lagi.
Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah
terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang
sangat cantik.
Singkat
cerita, mereka menikah, hingga dikaruniai seorang anak
laki-laki. Anak yang selalu merasa lapar. Hingga melahap habais makanan yang
seharusnya untuk ayahnya.
Sang Ayah menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan
lapar. Karena tidak tahan menahan lapar, maka ia langsung pulang ke rumah. Di
tengah perjalanan pulang, Ia melihat anaknya sedang tidur di gubug. Petani
tersebut langsung membangunkannya dan menanyakan makanannya.
“Sudah habis kumakan,” jawab si anak.
Dengan nada tinggi petani itu langsung memarahi anaknya.
"Anak tidak tahu diuntung! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!" umpat si
Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan dari istrinya.
Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu juga
anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan
kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras. Air meluap sangat tinggi
dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau.
Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. Di danau itulah pada 27-30
Desember nanti akan diadakan pesta. Jangan sampai kena kutukan ya! ***
Sumber : Harian Mimbar Umum, Sabtu 17 Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar