MALAM, ANDAI DIAM INI MILI
Jangan katakan pada malam,
esok jika kau tatap matahari di ujung timur
ada nafas masih bergeletar
jika kau buka jendela di tepi kamar
ada senyum yang hambar
Jangan katakan pada malam,
embun pagi ini tak bisa mengoyak sepi
tak bisa mengajuk diam
tak bisa
Andai diam ini milikmu
akan kusulam jadi pemikat mimpiku
yang sempat hilang
tapi jangan kau katakan itu pada malam
Medan, 10 Maret 2008
SIANG, DI PERTIGAAN JAM ITU
siang yang meranggas
bercampur debu-debu
juga lindap bebatuan
mengangkasa swarga
alahai, di pertigaan jam itu
kita buhul api jadi nadi
Medan, 24 Februari 2008
EMBUN SAJA BISA DIAJAK BERSENDA
kalau tak ada malam
mana mungkin ada bulan dan matahari
kita berada di antaranya
jangan pernah merasa lelah
apalagi gerah
sebab embun saja
masih bisa kita ajak bersenda
Medan, 21 Februari 2008
ZAMAN, MERINDUKAN MASA SILAM
kucing kurap di atas delman
menari riang penuh hura
pujikan sukma pada pujaan
terakhir jatuh di bilik suara
nyanyian anak rindukan dendang
tetek sang ibu dalam pangkuan
terbiar saja tak ada teman
rindu dendam terbelam-belam
inilah sajakku di taman usang
tak terpikir sekarang dalam impian
apakah bisa nanti kuncup mekar beriringan
ketahuilah wahai kekasih zaman
rinduku kampung halaman
tak guna awak berharap rembulan
terseokkan kaki di abad modernan
terhempas kandas di tepi jalanan
kenapa Tuhanku menginginkan bintang beraturan
lebih baik aku berbalik ke masa silam
Medan, 1992-2006
Suyadi San, putra Jawa kelahiran Medan 29 September 1970. Menyelesaikan S1 di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Medan serta S2 Antropologi Sosial di Universitas Negeri Medan. Sejumlah puisi, cerpen, dan esainya dimuat pada beberapa buku terbitan Medan dan Malaysia. Selain menulis, juga aktif di komunitas Teater GENERASI Medan yang didirikannya pada 1995. Kini jadi staf teknis Balai Bahasa Medan. Nomor kontak 77462563 dan 08126520983. Pos elektronik suyadisan@yahoo.com
sumber : Andalas, Minggu 23 Maret 2008 halaman 15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar