TABIR
Tum -
pah
ber -
serakan
Di atas lantai.
Karang Berombak, 300190-2001
DAhAGA
gelisahku pontang-panting
Di tengah gelombang
Kemunafikan
O, Tuhanku…..
Karang Berombak, 300190-2001
TERPEJAM
terbujur kaku di atas pembaringan
terbungkus selimut putih hangat
terhibur senandung lagu dan doa
seiring dengan perjalanan roh
dan meninggalkan raga
yang tetap terpejam
hingga bersatu dengan bumi-Mu,
ya Allah
Pulo Brayan, 250290-2001
POLUSI
Bau asap trotoar jalan beraspal
Beterbangan debu asap mana saja
Selalu kutemui kesenjangan-kesenjangan
yang mendasar-dasarkan haluan
Semua menyesakkan
Semua memuakkan
Semua menerasingkan
Sudahlah kerumuni saja lalat-lalat yang
tetap mencari-cari mangsa di kubangan
sana. Biarlah semua menjadi seteru alam
yang muram, sekalian menunggu datangnya
Sang akhir zaman yang merasa murka.
Daripada hidup ini seperti polusi.
P. Brayan, 260290-2001
NYANYIAN NYANYI
Terlonjak-lonjak
Menyingkirkan jidyng
Nyanyian asmah-Mu
Medan, 140390-2001
LUKA
Siapa sangka laut yang beriak itu
tak terdapat ujung pangkalnya
hingga garing pun tak pernah sampai
mendasar-dasarkan lubuk biku yang
tekerlap cahya mentari pagi
Jika hari kian temaram
melihat umat yang tak
pernah berhenti dari rasa rakus
dengan membangun tembok
raksasa
sementara kuman-kuman juga tak
berhenti mengais-ngais
di balik keramahan zaman
Sungguh tak kusangka
bila ternyata jadi begini
kehendak-Nya
(aku diam,
tak bergeming)
Medan, 1990-2006
SURAT
tersobek
moyak
misteri.
Medan, 23 September 1991
SAJAK KEPADA ANGIN
bisu
kaku
nol
Medan, 1991
Sumber : Waspada, Minggu 26 Agustus 2001 rubrik : Abrakadabra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar